Sabtu, 18 Mei 2024

KETUA PAC IPNU IPPNU KECAMATAN MIJEN LANTIK PENGURUS PIMPINAN RANTING DESA GENENG DALAM ACARA "GENENG BERSHOLAWAT"


Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Mijen melantik pengurus Pimpinan Ranting (PR) IPNU IPPNU Desa Geneng dalam sebuah acara yang bertajuk "Geneng Bersholawat" pada Sabtu (18/ 05/2024). Acara yang diadakan di halaman Masjid Baitul Izzah Desa Geneng ini dipenuhi oleh ratusan warga yang antusias menyaksikan rangkaian kegiatan tersebut.

Dalam berbagai hal, Khabib Almuzakky menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga dan melestarikan tradisi keagamaan serta kebudayaan yang berlandaskan nilai-nilai Nahdlatul Ulama. “Pelantikan ini bukan sekedar seremonial, tapi awal dari sebuah tanggung jawab besar. Melalui kegiatan seperti 'Geneng Bersholawat', kami mengajak para pemuda untuk lebih dekat dengan agama dan budaya,” ungkapnya.

Acara pelantikan tersebut diiringi dengan pembacaan sholawat bersama yang dipimpin oleh Habib Shodiq bin Ja'far Baharun yang diiringi oleh Hadroh Abyatul Musthofa, menciptakan suasana khidmat dan penuh berkah. Acara “Geneng Bersholawat” diakhiri dengan doa bersama dan ramah tamah antar anggota IPNU IPPNU serta masyarakat yang hadir. Suasana penuh keakraban dan kekeluargaan terlihat jelas, menandai harapan baru bagi keinginan organisasi ini di Desa Geneng. “Semoga kepengurusan yang baru ini dapat membawa perubahan positif dan semakin memperkuat peran IPNU IPPNU dalam memajukan desa,” ujar salah satu tokoh masyarakat setempat.

 


Red: Hasan

Kamis, 02 Mei 2024

Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani: Filosofi Jawa dalam Konteks Pendidikan

 

Sosok Ki Hajar Dewantara. Foto: Pranata (1959) Ki Hadjar Dewantara : Perintis perdjuangan kemerdekaan Indonesia, Balai Pustaka. (Wikimedia Commons)

Filosofi Jawa telah lama menjadi sumber inspirasi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Konsep "Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani" adalah prinsip yang mendalam dan relevan dalam konteks pengembangan individu melalui pendidikan. Artikel ini akan mengeksplorasi makna dan aplikasi filosofi ini dalam pendidikan.

Ing Ngarso Sung Tulodho

Secara harfiah, "Ing Ngarso Sung Tulodho" berarti "di depan menjadi teladan". Prinsip ini menekankan pentingnya teladan dalam membimbing dan menginspirasi orang lain. Dalam konteks pendidikan, guru adalah teladan utama bagi siswa. Sikap, perilaku, dan integritas guru memainkan peran kunci dalam membentuk karakter dan moral siswa. Ketika guru menunjukkan dedikasi, kerja keras, dan nilai-nilai positif lainnya, siswa cenderung meniru dan menginternalisasikan sikap tersebut. Oleh karena itu, guru perlu memahami bahwa mereka bukan hanya pengajar, tetapi juga model peran yang penting bagi perkembangan siswa.

Ing Madya Mangun Karsa

"Ing Madya Mangun Karsa" diterjemahkan sebagai "di tengah membangun motivasi". Bagian kedua dari prinsip ini menyoroti pentingnya membangun motivasi dan semangat dalam proses pembelajaran. Setiap individu memiliki potensi yang unik, dan peran pendidik adalah untuk menggali dan mengembangkan potensi tersebut. Melalui pendekatan yang memotivasi dan membangkitkan minat siswa, guru dapat membantu mereka meraih prestasi yang optimal. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, proyek kolaboratif, dan pengakuan atas pencapaian individu adalah beberapa strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi siswa.

Tut Wuri Handayani

Terakhir, "Tut Wuri Handayani" berarti "di belakang memberi dorongan". Prinsip ini menegaskan pentingnya dukungan dan bimbingan yang berkelanjutan dalam proses pembelajaran. Ketika siswa menghadapi kesulitan atau kegagalan, peran pendidik adalah untuk memberikan dukungan, dorongan, dan bantuan yang diperlukan agar mereka tetap termotivasi dan terus berkembang. Selain itu, prinsip ini juga mencerminkan pentingnya pembelajaran sepanjang hayat, di mana pendidikan tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga melalui pengalaman dan interaksi sehari-hari.

Secara keseluruhan, prinsip "Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani" menyediakan kerangka kerja yang kuat untuk pembangunan pendidikan yang holistik dan berkelanjutan. Dengan memahami dan menerapkan filosofi ini dalam praktik pendidikan, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang memotivasi, mendukung, dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan dengan keyakinan dan kesiapan yang tinggi.



Red: Hasan